
Epilepsi adalah terjadinya badai listrik sporadis di otak yang biasa disebut kejang. Badai ini menyebabkan manifestasi perilaku (seperti menatap) dan / atau gerakan tak terkendali (seperti kejang grand mal).
Ada beberapa jenis epilepsi, dimana masing-masing epilepsi dengan penyebab, gejala, dan perawatan yang berbeda.
Ketika membuat diagnosis epilepsi, dokter Anda mungkin menggunakan salah satu istilah berikut: idiopatik, kriptogenik, simptomatik, umum, fokal, atau parsial. Idiopatik berarti tidak ada penyebab yang jelas. Kriptogenik berarti ada kemungkinan penyebab, tetapi belum dapat diidentifikasi. simptomatik berarti bahwa penyebab telah diidentifikasi. Umum berarti bahwa kejang melibatkan keseluruhan otak. Fokal atau parsial berarti bahwa kejang dimulai dari satu daerah otak.
Jenis-Jenis Epilepsi Major
Jenis Epilepsy | Epilepsi Umum | Epilepsi Parsial |
Idiopatik (penyebab genetik) | – Epilepsi Tidak sadar pada masa kanak-kanak
– Epilepsi mioklonik remaja
– Epilepsi dengan kejang grand-mal yang membangunkan orang lain | – Epilepsi jinak sebagian pada masa kanak-kanak |
Simptomatik (penyebab tidak diketahui) atau kriptogenik (penyebab tidak diketahui) | – Sindrom West
– Sindrom Lennox-Gastaut
– Yang lain | – Epilpesi Lobus Temporal
– Epilepsi lain dari Lobus Frontal |
Epilepsi Idiopatik Umum
Dalam epilepsi idiopatik umum , seringkali ada riwayat keluarga yang memiliki epilepsi, namun hal ini tidak selalu ada. Epilepsi idiopatik umum cenderung muncul selama masa kanak-kanak atau remaja, walaupun mungkin tidak terdiagnosis sampai masa dewasa. Epilepsi jenis ini tidak menunjukkan ada kelainan sistem saraf (otak atau sumsum tulang belakang) yang dapat diidentifikasi baik dengan studi EEG atau studi gambar (MRI), selain kejang-kejang. Hasil struktural otak normal pada pindai MRI otak, walaupun studi khusus menunjukkan ada bekas luka atau perubahan halus didalam otak yang mungkin telah ada sejak lahir.
Penderita epilepsi idiopatik umum memiliki kecerdasan normal dan hasil dari uji neurologis dan MRI biasanya normal. Hasil electroencephalogram (EEG, sebuah tes yang mengukur impuls listrik di otak) mungkin menunjukkan pelepasan epileptik yang mempengaruhi seluruh otak (disebut pelepasan umum).
Jenis-jenis kejang yang mempengaruhi pasien dengan epilepsi idiopatik umum mungkin termasuk:
- Kejang Mioklonik (Sentakan ekstrim yang terjadi secara tiba-tiba dan durasi sangat singkat).
- Kejang tidak sadar (tatapan kosong).
- Kejang tonik-klonik umum (kejang grand mal).
Epilepsi Idiopatik umum biasanya diobati dengan obat. Beberapa orang dapat mengatasi kondisi ini dan berhenti mengalami kejang, seperti halnya dengan epilepsi tidak sadar pada masa kanak-kanak dan sejumlah besar pasien dengan epilepsi mioklonik remaja.
Epilepsi Idiopatik Parsial
Epilepsi Idiopatik Parsial dimulai pada masa kanak-kanak antara usia 5 dan 8 tahun dan mungkin ada riwayat keluarga yang memiliki epilepsi. Epilepsi ini juga dikenal sebagai epilepsi fokal jinak masa kanak-kanak (BFEC), Epilepsi ini dianggap salah satu jenis epilepsi paling ringan. Epilepsi ini hampir selalu hilang ketika sudah pubertas dan tidak pernah didiagnosis pada orang dewasa.
Kejang-kejang cenderung terjadi selama tidur dan paling sering kejang motorik parsial sederhana yang melibatkan wajah dan kejang sekunder umum (grand mal). Jenis epilepsi ini biasanya didiagnosis dengan EEG.
Epilepsi Simptomatik Umum
Epilepsi Simptomatik Umum disebabkan oleh kerusakan otak yang meluas. Cedera sewaktu kelahiran adalah penyebab paling umum dari Epilepsi Simptomatik Umum. Selain kejang, pasien sering mengalami masalah neurologis lainnya, seperti keterbelakangan mental atau cerebral palsy. Penyebab spesifik seperti penyakit otak yang diwariskan, misalnya adrenoleukodystrophy (ADL) atau infeksi otak (seperti meningitis dan encephalitis) juga dapat menyebabkan Epilepsi Simptomatik Umum. Ketika penyebab Epilepsi Simptomatik Umum tidak dapat diidentifikasi, gangguan tersebut dapat disebut sebagai epilepsi kriptogenik. Epilepsi jenis ini mengikut sertakan subtipe yang berbeda, dimana yang paling umum dikenal adalah sindrom Lennox-Gastaut.
Bermacam jenis kejang (kejang tonik-klonik, tonik, mioklonik, tonik, atonic, dan kejang tidak sadar) adalah umum pada pasien ini dan bisa sulit untuk mengendalikannya.
Epilepsi Simptomatik Parsial
Epilepsi Simptomatik Parsial (atau fokal) adalah jenis epilepsi yang paling umum yang dimulai pada usia dewasa, tetapi epilepsi ini juga sering terjadi pada anak-anak. Epilepsi jenis ini disebabkan oleh kelainan lokal dari otak, yang mungkin akibat dari stroke, tumor, trauma, kelain otak bawaan (dipunyai sejak lahir), parut atau “sclerosis” pada jaringan otak, kista, atau infeksi.
Kadang-kadang kelainan otak tersebut dapat dilihat pada pindai MRI, namun seringnya kelainan tersebut tidak dapat diidentifikasi walaupun dilakukan berulang kali karena ukurannya mikroskopis.
Epilepsi jenis ini dapat berhasil diobati dengan pembedahan yang bertujuan untuk mengangkat bagian otak yang abnormal tanpa mengorbankan fungsi dari sisa otak. Operasi epilepsi sangat berhasil dalam sejumlah besar pasien epilepsi yang tidak berhasil diobati dengan obat antikonvulsan (setidaknya dua atau tiga obat) dan yang memiliki lesi yang dapat diidentifikasi. Pasien-pasien tersebut menjalani evaluasi epilepsi presurgical komprehensif di pusat epilepsi yang terdedikasi dan khusus.

Mengevaluasi pasien dengan epilepsi dilakukan dengan menentukan jenis kejang yang dimiliki pasien, apakah epileptik atau non epileptik serta penyebabnya. Hal ini karena beberapa jenis kejang dapat merespon baik dengan pengobatan tertentu. Untuk mendiagnosa epilepsi didasarkan pada:
1. Sejarah medis pasien, termasuk riwayat kejang anggota keluarga, kondisi medis yang terkait, dan pengobatan saat ini. Masukan informasi dari orang-orang yang telah menyaksikan kejang pasien, terutama jika ada kehilangan kesadaran akan sangat membantu dokter. Beberapa pertanyaan penting yang mungkin ditanyakan ke pasien meliputi:
- Pada umur berapa kejang dimulai?
- Apa keadaan di sekeliling Anda ketika kejang pertama?
- Faktor-faktor apa saja yang tampaknya menyebabkan kejang?
- Apa yang Anda rasakan sebelum, selama, dan setelah kejang?
- Berapa lama terjadinya kejang?
- Apakah Anda pernah menjalani perawatan epilepsi sebelumnya?
- Apa obat yang diresepkan dan berapa dosisnya?
- Apakah pengobatannya efektif?
2. Tes yang akan dilakukan meliputi:
- Pemeriksaan fisik dan neurologis lengkap pada kekuatan otot, refleks, penglihatan, pendengaran, dan kemampuan untuk mendeteksi berbagai sensasi
- Tes Electroencephalogram (EEG) yang mengukur impuls listrik di otak *
- Studi pencitraan otak, seperti yang disediakan oleh Magnetic Resonance Imaging (MRI)
- Tes darah untuk mengukur jumlah sel darah merah dan putih, gula darah, kalsium darah, dan kadar elektrolit, dan untuk mengevaluasi fungsi hati dan ginjal. Tes darah membantu menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit lain.
- Tes lain, dilakukan sesuai kebutuhan, termasuk spektroskopi resonansi magnetik (MRS), tomografi emisi positron (PET) dan perhitungan tomografi emisi foton tunggal (SPECT)
* Bagian penting dari proses diagnostik adalah Electroencephalogram (EEG), yang merupakan satu-satunya tes yang secara langsung mendeteksi aktivitas listrik di otak, dan kejang didefinisikan oleh aktivitas listrik abnormal di otak. Selama EEG, elektroda (disk logam kecil) melekat pada lokasi tertentu di kepala Anda. Elektroda dihubungkan ke monitor untuk merekam aktivitas listrik otak Anda. EEG berguna tidak hanya untuk mengkonfirmasi diagnosis epilepsi, tetapi juga untuk menentukan jenis epilepsi.
Rutinitas EEG mencatat hanya sekitar 20-30 menit elombang otak (Namun keseluruhan prosedur EEG memakan waktu sekitar 90 menit). Karena waktu 30 menit sangat singkat, hasil studi EEG rutin seringkali normal, bahkan pada orang yang diketahui memiliki epilepsi. Oleh karena itu, pemantauan EEG berkepanjangan mungkin diperlukan. Beberapa pemantauan memungkinkan pasien untuk tinggal di rumah dan melanjutkan kegiatan normal nya.
Pemantauan video EEG berkepanjangan merupakan metode diagnostik yang lain. Selama pematauan jenis ini, sebuah EEG memantau aktivitas otak dan kamera merekam gerakan tubuh dan perilaku selama kejang. Pemantauan berkepanjangan sering membutuhkan pasien untuk menghabiskan waktu di fasilitas rumah sakit khusus selama beberapa hari. Pemantauan video EEG berkepanjangan adalah satu-satunya cara definitif untuk mendiagnosis epilepsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar